Selasa, 28 April 2015

makalah antropologi (kajian dan pengantar)

Kata Pengantar

          Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang tak mungkin kita bisa menghitungnya. Tentunya kami bersyukur juga kepada-Nya karena Alhamdulillah makalah Pengantar Ilmu Sosial ini dapat terselesaikan dengan baik.
          Sholawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan alam nabi besar kita Muhammad SAW, selaku guru dan tauladan kita yang patut kita contohi. Makalah yang anda baca ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar kami dalam memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial dan membantu para mahasiswa/i didalam memahaminya khususnya dalam materi Antropologi.
          Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan rekan-rekan saya dalam kelompok I (satu). Terima kasih saya ucapkan atas kerja sama yang baik dalam mengumpulkan materi sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
        Tentunya makalah yang anda baca ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya (Allah SWT). Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan demi baiknya untuk penyususunan kedepannya.
          Akhirya sekecil apapun yang bisa kami sajikan, tentunya berharap semoga makalah ini bisa membantu para pembaca khususnya teman-teman mahasiwa/i dalam proses pembelajaran.

                                                                                        Pancor, 1 April 2015

                                                                                     Penulis








Daftar isi

Kata pengantar............................................................................................. i
Daftar isi...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................... 2
C.     Tujuan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A.    Pengertian Ilmu Antropologi..................................................... 3
B.     Metode, Pendekatan Dan Tehnik Ilmu Antropologi................. 4
C.     Tujuan Dan Kegunaan Ilmu Antropologi.................................. 5
D.    Sasaran Ilmu Antropologi.......................................................... 6
E.     Hubungan  Ilmu Antropologi Dengan Ilmu Lainnya................. 6
F.      Konsep Ilmu Antropologi.......................................................... 10
G.    Teori-Teori Ilmu Antropologi..................................................... 14
BAB III PENUTUP.................................................................................... 17
A.    Kesimpulan................................................................................ 17
B.     Saran.......................................................................................... 17
PENUTUP................................................................................................... 18


 BAB I
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, artinya dalam hidupnya, manusia memerlukan kerjasama dengan orang lain. Sejak manusia lahir ke dunia mereka membutuhkan bantuan dan hubungan orang lain agar mereka dapat tetap hidup (survival). Hal ini berbeda dengan beberapa makhluk lain yang dikaruniai kemampuan untuk terus hidup walaupun tanpa bantuan induknya. Manusia dalam hidup di masyarakat diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam hidupnya, seperti: memudahkan dalam mencari pekerjaan, berinteraksi dengan manusia lain, dan memiliki wawasan budaya lokal daerah setempat agar tidak punah. Dalam berinteraksi di masyarakat, manusia dipengaruhi oleh nilai, aturan (norma), budaya, serta kondisi geografisnya terhadap perubahan perilakunya.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses transformasi nilai dan kebudayaan dari generasi satu kepada generasi berikutnya, karena itu proses pendidikan akan terkait erat dengan latar belakang budaya tempat proses pendidikan berlangsung. (D. M. Brooks: 1988). Dengan demikian fungsi pendidikan sangat penting dalam melestarikan budaya dan menjadikan manusia berperilaku sesuai dengan nilai, norma, dan budaya lokal, sehingga manusia masih memiliki wawasan budaya setempat tanpa harus melupakan budaya aslinya. Secara tidak langsung pendidikan berbasis budaya lokal akan mempengaruhi pola pikir dan membentuk manusia seutuhnya.
Praktik di lapangan, bahwa kurikulum pendidikan mencerminkan sentralisasi. Sentralisasi kurikulum pendidikan merupakan cerminan akan kurangnya penghayatan pentingnya landasan antropologi dalam pendidikan secara mendalam, khususnya kurikulum ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Disatu pihak, setralisasi kurikulum akan memudahkan pembakuan proses belajar, namun tanpa memperhatikan latar belakang budaya daerah, keluaran pendidikan tersebut tidak akan terserap kembali ke dalam masyarakat. Adanya kebijakan dan upaya pengembangan kurikulum sekolah merupakan salah satu perwujudan akan pentingnya tinjauan latar sosial antropologi dalam pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun akan membahas secara lengkap tentang landasan antropologi dalam pendidikan di masa yang terdahulu sampai saat ini. Tujuannya agar pendidikan di Indonesia tetap memahami keanekaragaman budaya setempat dan tidak menghilangkan nilai luhur, norma, serta etika dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa metode, pendekatan dan tehnik yang digunakan dalam antropologi ?
2.      Apa yang menjadi kegunaan dan tujuan antropologi ?
3.      Apa yang menjadi sasaran dalam ilmu antropologi ?
4.      Bgaimana hubungan ilmu antropologi dengan ilmu lainnya ?
5.      Apa saja yang menjadi konsep dasar dalam antropologi ?
6.      Apa saja teori dalam antropologi ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian antropologi !
2.      Mengetahui bagimana metode, tehnik dan pendekatan dalam ilmu antropologi !
3.      Mengetahui tujuan dan kegunaan ilmu antropologi !
4.      Mengetahui apa yang menjadi sasaran dalam ilmu antropologi !
5.      Mengetahui hubungan antropologi dengan ilmu lainnya !
6.      Mengetahui konsep-konsep dasar dalam ilmu antropologi !
7.      Mengetahui teori-tori dalam ilmu antropologi !

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup (worldview).
Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda.
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama.
B.     Metode, Teknik, Dan Pendekatan Antropologi
Metode penilitian antropologi yang dapat digunakan, yaitu deskriptif, komparatif, studi kasus, etnografis, dan survey. Metode komparatif antropologi adalah metode penelitian yang mencabut unsur-unsur kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dan dibandingkan dengan sebanyak mungkin unsur-unsur dan aspek suatu kebudayaan. Penelitian komparatif jenis kedua (proses perubahan kebudayaan), pada dasarnya terbagi atas dua bagian, yakni metode komparatif diakronikndan sinkronik. Pengertian metode komparatif diakronik di lapangan terjadi apabila seorang peneliti mengumpulkan data etnografi dalam suatu komunitas pada saat tertentu, lalu di ulang beberapa tahun kemudian pada komunitas yang sama. Sedangkan metode komparatif singkronik, apabila seorang peneliti mengumpulkan data etnografi dalam dua komunitas dengan latar belakang kebudayaan etnik yang sama, tetapi komunitas yang satu keadaannya relatif terisolasi dan tertutup, sedangkan komunitas lainnya keadaannya lebih terbuka atau orbiditas.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif (positivistic) dan kualitatif (naturalistic). Menurut Kapplan dan Manners dalam antropologi pun dikenal pendekatan relativistik dan komparatif. Pendekatan relativistik memandang bahwa setiap kebudayaan merupakan konfigurasi unik yang memiliki cita rasa khas, gaya, serta kemampuan tersendiri. Sedangkan kaum komparativis berpendapat bahwa suatu institusi, proses, kompleks, atau ihwal suatu hal, haruslah terlebih dahulu dicopot dari matriks budaya yang lebih besar dengan cara tertentu sehingga dapat dibandingkan dengan institusi, proses, kompleks, atau ihwa-ihwal dalam konteks sosiokultural lain. Adapun
C.    Tujuan Dan Kegunaan Antropologi
Sebagai ilmu tentang umat manusia, antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan perilakunya. Kedua bidang besar dari antropologi adalah antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis dalam spesies manusia. Sedangkan antropologi budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaannya. Dimana kebudayaan dapat merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di semua masyarakat.
Selain itu, antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objektif, paling tidak mendekati objektif dan sistematis. Seorang ahli antropologis dituntut harus mampu menggunakan metode-metode yang mungkin juga digunakan oleh para ilmuwan lain dengan mengembangkan hipotesis atau penjelasan yang dianggap benar, menggunakan data lain untuk mengujinya, dan akhirnya menemukan suatu teori, yaitu suatu sistem hipotesis yang telah teruji. Sedangkan data yang digunakan ahli antropologi dapat berupa data dari studi masyarakat atau studi komparatif di antara sejumlah besar masyarakat.
D.    Sasaran Antropologi
Adapun sasaran (objek) dari antropologi seperti yang telah diuraikan diatas baik secara etimologi maupun terminology, antropologi berusaha mengkaji manusia di dalam masyarakat, kebudayaan serta perilakunya.
E.     Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain
Antropologi dengan ilmu-ilmu bagiannya mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. Hubungan ini pada umumnya bersifat timbal-balik. Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu social yang lain juga memerlukan antropologi dalam memecahkan masalah yang dikajinya.
1.      Hubungan antropologi dengan sosiologi
Sepintas antropologi dan sosiologi mempunyai banyak persamaan, missalnya saja tentang obyek kajiannya yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia, bedanya sudut pandang yang digunakan. Antropologi lebih ke pendekatan asal-usul manusia dan kebudayaan yang dihasilkan, sedangkan sosiologi lebih mengarah ke hubungan antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan tersebut. Karena banyak kesamaan dari kedua ilmu tersebut, maka tidak jarang apabila para sosiolog banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan-pendekatan antropologi dalam penelitian yang mereka lakukan. Setelah memasuki abad ke-20 pemikiran para antropolog semakin berkembang, obyek kajian mereka juga semakin luas sehingga tidak jarang kajian bidang ilmu sosiologi juga menjadi kajian dalam antropologi. Misalnya saja kajian tentang dampak-dampak dari globalisasi dalam masyarakat.
2.      Hubungan antropologi dengan psikologi
Pada hakikatnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses-proses mentalnya. Dapat dikatakan bahwa psikologi lebih menekankan apad pendekatan internal, yaitu dari daam diri seseorang, sedangkan antropologi lebih menekankan pada aspek eskternalnya, yiatu lingkungan. Kedua unsure ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk sebuah kebudayaan. Untuk memahami pola-pola kebudayaan dalam masyarakat, seorang antropolog harus memperhatikan interaksi yang terjadi antara kedua unsure tersebut. Sedangkan seorang psikolog juga harus memperhatikan unsure eksternal yang membentuk sifat seseorangAN.
3.      Hubungan antropologi dengan sejarah
Terkadang latar belakang suatu peristiwa sejarah sulit diketahui hanya dari fakta-fakta yang ada di lapangan. Kosep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang terjadi saat peristiwa sejarah berlangsung, yang dikaji melalui pendekatan antropologi akan memberi pengertian banyak bagi seorang sejarahwan untuk mengetahui latar belakang peristiwa tersebut. Selain itu banyak peristiwa sejarah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan antropologi. Misalnya saja dalam mengkaji sistem kepercayaan, Folklore dan sejarah local dalam suatu masyarakat.
Antropolog juga sangat memerlukan sejarah, terutama untuk menganalisa tentang kebudayaan suatu suku bangsa. Seorang antropolog terkadang menggunakan metode-metode sejarah untuk merekontruksi sejarah dari rangkaian permasalahan yang timbul dalam kebudayaan. Misalnya saja untuk menganalisa sebuah masyarakat yang mengalami pengaruh dari kebudayaan luar. Seorang antropolog harus mengetahui asal dari pengaruh tersebut dan bagaiaman proses masuknya kebudayaan asing tersebut.
4.      Hubungan antropologi dengan geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta isinya. Isi dari bumi itu sendiri adalah flora, fauna, manusia dan bentang alam yang ada dipermukaan bumi. Melihat obyek kajian dari geografi yang juga menyebut manusia, maka tidak bisa dipungkiri lagi kalau geografi memerlukan antropologi dalam kajiannya. Penyebabnya karena antropologi mempelajari tentang berbagai warna manusia, baik dari segi suku bangsa, etnis, maupun ras. Sebaliknya, antropologi juga memerlukan geografi untuk memepelajari tentang bentang alam. Karena salah satu yang mempengaruhi kebudayaan manusia adalah keadaan lingkungan fisik tempat mereka hidup.
5.      Hubungan antropologi dengan ekonomi
Kekuatan, proses dan hokum-hukum ekonomi yang beralku dalam aktivitas ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan masyarakatnya. Seorang ahli ekonomi yang akan membangun perekonomian di suatu Negara tentu memerlukan bahan komparatif mengenai berbagai unsure kemasyarakatan dalam Negara tersebut. Untuk mengumpulkan keterangan tersebut ilmu antropologi sangat dibutuhkan oleh seorang ekonom. Perubahan dalam bidang ekonomi sendiri mempunyai andil yang sangat besar dalam perubahan kebudayaan masyarakatnya. Semakin maju perekonomian suatu masyarakat, maka kebudayaannya pun ikut berubah. Terkadang untuk menganalisa perubahan kebudayaan dalam masyarakat, antropolog juga memerlukan pendekatan ekonomi.
6.      Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik
Seorang politikus dalam meneliti maupun menganalisa suatu sistem politik maupun kekuatan politik dari suatu Negara tentusaja memperhatikan sistem pemerintahan, kekuatan-kekuatan politik dan masalah latar belakang budaya dari kekuatan politik tersebut. Adapun yang menyangkut latar belakang kekuatan politik yaitu prinsip ideology, sistem norma, adat istiadat dan tradisi dari semua kalangan yang menyusun kekuatan politik tersebut. Agar dapet memahami latar belakang penyusun kekuatan politik tersebut, diperlukan metode analisa antropologi. Seorang antropolog dalam mempelajari suatu masyarakat atau suatu suku pati juga akan menghadapi tentang konsep kekuasaan yang terdapat dalam suku tersebut. Dalam menganalisa fenomena tersebut sudah tentu mereka memerlukan bantuan dari ilmu politik.
7.      Hubungan antropologi dengan ilmu hukum adat
Antropologi digunakan oleh banyak ahli hokum, terutama hokum adat untuk melakukan penelitian tentang hokum adat yang berlaku di beberapa tempat. Anttropologi penting digunakan karena hokum adat bukan merupakan hokum yang tertulis seperti KUHP atau Undang-Undang, melainkan hokum yang timbul dan hidup langsung dalam masyarakat. Antropologi juga memerlukan bantuan dari ilmu hokum karrena setiap masyarakt pasti mempunyai hokum yang digunakan dalam pengendalian social. Hokum yang berlaku dalam masyarakat banyak sedikit turut mempengaruhi kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Untuk itu seorang antropolog harus mempunyai pengetahuan umum tentang konsep-konsep hokum pada umumnya.
8.      Hubungan antara ilmu administrasi dengan antropologi
Ilmu admisnistrasi pada umumnya akan mempelajari hal-hal yang hampir sama dengan masalah-masalah yang dikaji dalam ilmu ekonomi. Misalnya saja tentang agraria yang dibahas dalam administrasi, masalah ini dapat dikaji dengan penelitian berdasarkan metode-metode antropologi
9.      Hubungan antara linguistic dengan antropologi
Linguistic merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Antropologi dari fase awalnya adalah mengumpulkan berbagai kebudayaan dari muka bumi, termasuk bahasa yang beragam yang digunakan oleh masyarakat yang ada di bumi. Linguistic merupakan kajian dalam antropologi selain etnografi. Untuk bisa meneliti suatu masyarakat terlebih dahulu kita harus memahami bahsa yang berlaku dan mereka gunakan sehari-hari
Selain dengan ilmu social antropologi juga berhubungan dengan ilmu-ilmu lain. Mengingat kajian dari ilmu antropologi bukan hanya antropologi sosial tetapi juga antropologi fisik dan antropologi budaya.
F.     Konsep-Konsep Dasar Antropologi
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya , penggunaan konsep dalam antropologi  adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Benar  menurut Keesing yang mengemukakan tidak ada dua ahli antropolgi yang mempuyai pendapat  sama persis  atau menggunakan simbol-simbol atau konsep-konsep yang sama.
Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan yaitu:
1.      Kelompok kebudayaan sebagai  keseluruhan kompleks kehidupan manusia
2.      Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi
3.      Kelompok kebudayaan sebagai  cara dan aturan termasuk cita-cita , nilai-nilai dan kelakuan
4.      Kelompok kebudayaan sebagai  keterkaitan dalam proses-proses psikologis
5.      Kelompok kebudayaan sebagai  struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan
6.      Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
7.      Kelompok kebudayaan sebagai  sistem simbol
Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi , diantaranya:
a.       Kebudayaan
Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin , yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna itu kontras dengan pengertian kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial , yakni tradisi sopan santun dan kesenian.
b.      Evolusi
Secara sederhana  konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap . walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir mereka .
c.       Daerah budaya (culture area)
Suatu daerah budaya (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas  lain yang dmilikinya. Menurut definisi di atas,  suatu daerah kebudayaan pada mulanya berkaitan dengan pertumbuhan kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang mendesak unsur-unsur lama kearah pinggir , sekeliling daerah pusat  pertumbuhan tersebut .
d.      Enkulturasi
Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses  pembelajaran kebudayaan . dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua , melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk  yang dianugerahi kemampuan uuntuk berfikir  dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.
e.       Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul . dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan).
Menurut  Everett M.Rogers  proses difusi sangat erat hubungannya  dengan empat
elemen  yaitu
1.      Sifat inovasi
2.      Komunikasi dengan saluran tertentu
3.      Tentang waktu
4.      Tentang sistem sosial warga masyarakat
f.       Akulturasi
Akulturasi adalah proses  pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur  kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.
g.      Etnosentrisme
Tiap-yiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior(lebih baik dan lebih segalanya) daripada semua budaya yang lain , inilah yang disebut  dengan etnosentrisme.
h.      Tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi  bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal  sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun.
i.        Ras dan etnik
Suatu ras adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologi(fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah  unsur biologis atau fisik khs yang disebabkan oleh faktor hereditsatau keturunan. sosial bagian dari ras yang memiliki ciri-ciri budaya yang sifatnya unik.
j.        Stereotip
Stereotip adalah istilah yang berasal dari bahasa yunani yaitu stereos yang berarti solid dan tupos yang berarti citra atau kesan . suatu stereotip mulanya adalah suatu rencana cetakan yang begitu terbentuk sulit diubah.lippman mengemukakan bahwa stereotip merupakan fungsi penting dari penyederhanaan kognitif yang berguna untuk mengelola realitas ekonomi, di mana tanpa penyederhanaan maka realitas tersebut menjadi sangat kompleks.
k.      Kekerabatan (kinship)
Istilah kekerabatan atau kinship menurut antropolog Robin Fox dalam karyanya kinship and marriage  merupakan konsep inti antropologi . konsep kekerabatan tersebut merujuk kepada tipologi klasifikasi karabat(kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan keturunan(descent) dan aturan-aturan perkawinan
l.        Magis
Konsep magis menurut seorang pendiri antropologi di Inggris E.B.Tylor dalam primitif culture merupakan salah satu khayalan paling merusak yang pernah menggerogoti umat manusia . kemudian dari antropolog J.G.Frazer , mengemukakan bahwa magis merupakan penerapam yang salah pada dunia materiil dari hukum pikiran dengan maksud untuk mendukung sistem palsu dari hukum alam.
m.    Tabu
Istilah tabu berasal dari bahasa polinesia yang berarti terlarang. Secar spesifik apa yang dikatakan terlarang adalah persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yanng keramat , termasuk yang suci (msanya persentuhan dengan ketua suku) dan  yang cemar(mayat).
n.      Perkawinan
Secara umum konsep peerkawinan tersebut mengacu kepada proses formal pemaduan hubungan dua individu yang berbeda jenis yang dilakukan secara serimonial-simbolis dan makin dikarakterisasi oleh adanya kesederajatan , kerukunan, dan kebersamaan  dalam memulai hidup baru dalam hidup berpasangan.
G.    Teori-Teori
1.      Teori orientasi nilai budaya dari kluckhohn
Teori ini dirintis oleh sepasang  suami istri antropolog clyde kluckhohn dan florence kluckhohn yang diuraikan dalam serangkaian karangannya . menurut teori di atas hal-hal yang paling tinggi nilainya dalam tiap kebudayaan hidup manusia minimal ada lima hal , yaitu (a) human nature atau  makna hidup manusia; (b) man nature atau makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya; (c) time yaitu  persepsi  manusia mengenai waktu; (d) activity  masalah makna dari pekerjaan . karya dan amal dari perbuatan manusia; (e) relational hubungan manusia dengan sesama manusia.  Lima masalah inilah yang disebut value orientations atau orientasi nilai budaya.
2.      Teeori evolusi sosiokultural parallel konvergen dan divergen sahlins  dan harris
Istilah evolusi gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan yang berkembang dari satu bentuk ke bentuk  lain melalui maa rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus diperkenalkan oleh charles darwin , walaupun sebenarnya kata-kata itu sudah dikenal sejak zaman yunani kuno  dan sejumlah pemikir sejak masa itu telah membuat  postulat yang kebudayaan secara univesal bersifat evolusioner . istilah evolusi tersebut berasal dari bahasa latin evolutis yang berarti pembukaa gulungan . ini jelas bahwa evolusi menyangkut pembentangan atau perkembangan.
3.      Teori evolusi kebudayaan Lewis H. Morgan Lewis H.Morgan
Adalah seoang perintis antropolog dari amerika . karya terpentingnya berjudul ancient society yang memuat delapan tahapan tentang evolusi kebudayaan secara univesal. Adapun dari delapan tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
4.      Teori evolusi animisme dan magic dari tayor dan frazer
Animisme adalah suatu kepercayaan pada kekuatan pribadi yang hidup dibalik semua benda . Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa. Manusia memecahkan neneraa persoalan hidupnya selalu dengan akal dan sistem pengetahuan. Antara agama  magic itu berbeda. Magic memiliki dua prinsip utama,
5.      Teori evolusi keluarga J.J Bachoven
Inti teori evolusi keluarga Bachoven tersebut bahwa seluruh keluarga di seluruh dunia mengalami perkembangan  melalui empat tahap yaitu
o   Tahap promiskuitas , manusia hisup serupa binatang berkelompok
o   Lambat laun manusia sadar akan hubungan dengan antara anak dengan ibu sebagai suatu kelompok  keluarga dalam masyarakat.
o   Sistem patriarchate, dimana  ayah sebagai kepala keluarga.
o   Pada tingkat yang terakhir , perkawinan tidak selalu dari luar kelompok (exogami), tetapi dapat juga dari kelompok yang sama.
6.      Teori upacara sesaji smith
W. Robertson Smith adalah penulis buku yang berjudul Lectures on Religion of the Semites yang isi pokok buku itu erat kaitannya dengan teori sesaji. Menurut Koentjaraningrat dikemukakan bahwa pada umumnya terdapat tiga gagasan penting mengenai asas-asas religi dan agama, yaitu sebagai berikut:
o   Gagasan pertama, di samping sistem kenyakinan dan doktrin,sistem upacara pun merupakan suatu perwujudan dari religi atau agama yang memerlukan studi anailisis khusus.
o   Gagasan kedua, upacara religi atau agama tersebut biasanya dilaksanakan oleh banyak warga masyarakat (pemeluk religi atau agama) dan memiliki fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat.
Pada prinsipnya upacara sesaji, dimana manusia menyajikan sebagian dari seekor binatang, terutama darahnya kepada dewa, kemudian  memakan sendiri sisa daging dan darahnya. Oleh karena itu dalam upacara sesaji bukan hanya kehikmatan yang dicari, melainkan juga kemeriahan dan kekeramatan. 

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia secara lebih banyak. Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang mempunyai keunikannya masing-masing. Pendidikan dapat merubah kebudayaan yang buruk dan mempertahankan kebudayaan yang baik pada peserta didik. Oleh karena itu untuk memahami dan menghargai siswa dengan keanekaragaman yang dimilikinya diperlukan landasan antropologi dalam pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia.
B.     Saran
Dengan keragaman budaya bisa melaksanakan pendidikan dengan optimal dan tidak memandang perbedaan sebagai faktor pendidikan wajar 9 tahun, tidak tercapai. Sebagai ahli pendidikan sebaiknya memberikan kesempatan kepada lembaga untuk tetap melestarikan budaya setempat melalui pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar