Kata Pengantar
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan begitu banyak nikmat
yang tak mungkin kita bisa menghitungnya. Tentunya kami bersyukur juga
kepada-Nya karena Alhamdulillah makalah Pengantar Ilmu Sosial
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Sholawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan alam
nabi besar kita Muhammad SAW, selaku guru dan tauladan kita yang patut kita
contohi. Makalah yang anda baca ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar kami dalam memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Sosial dan membantu para mahasiswa/i didalam memahaminya khususnya dalam materi
Antropologi.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan rekan-rekan saya dalam kelompok I (satu). Terima kasih saya ucapkan atas kerja sama
yang baik dalam mengumpulkan materi sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Tentunya makalah yang anda baca ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanyalah milik-Nya (Allah SWT). Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami butuhkan demi baiknya untuk penyususunan kedepannya.
Akhirya sekecil apapun yang bisa kami sajikan, tentunya berharap semoga
makalah ini bisa membantu para pembaca khususnya teman-teman mahasiwa/i dalam
proses pembelajaran.
Pancor, 1 April 2015
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar.............................................................................................
i
Daftar isi......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1
A. Latar Belakang
Masalah.............................................................
1
B. Rumusan Masalah......................................................................
2
C. Tujuan........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
3
A. Pengertian Ilmu Antropologi.....................................................
3
B. Metode, Pendekatan
Dan Tehnik Ilmu Antropologi.................
4
C. Tujuan Dan Kegunaan
Ilmu Antropologi..................................
5
D. Sasaran Ilmu
Antropologi..........................................................
6
E. Hubungan Ilmu Antropologi Dengan Ilmu Lainnya................. 6
F. Konsep Ilmu
Antropologi..........................................................
10
G. Teori-Teori Ilmu Antropologi.....................................................
14
BAB III PENUTUP....................................................................................
17
A. Kesimpulan................................................................................
17
B. Saran..........................................................................................
17
PENUTUP...................................................................................................
18
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, artinya dalam hidupnya, manusia
memerlukan kerjasama dengan orang lain. Sejak manusia lahir ke dunia mereka
membutuhkan bantuan dan hubungan orang lain agar mereka dapat tetap hidup (survival).
Hal ini berbeda dengan beberapa makhluk lain yang dikaruniai kemampuan untuk
terus hidup walaupun tanpa bantuan induknya. Manusia dalam hidup di masyarakat
diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam
hidupnya, seperti: memudahkan dalam mencari pekerjaan, berinteraksi dengan
manusia lain, dan memiliki wawasan budaya lokal daerah setempat agar tidak
punah. Dalam berinteraksi di masyarakat, manusia dipengaruhi oleh nilai, aturan
(norma), budaya, serta kondisi geografisnya terhadap perubahan perilakunya.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses transformasi nilai dan
kebudayaan dari generasi satu kepada generasi berikutnya, karena itu proses
pendidikan akan terkait erat dengan latar belakang budaya tempat proses pendidikan
berlangsung. (D. M. Brooks: 1988). Dengan demikian fungsi pendidikan sangat
penting dalam melestarikan budaya dan menjadikan manusia berperilaku sesuai
dengan nilai, norma, dan budaya lokal, sehingga manusia masih memiliki wawasan
budaya setempat tanpa harus melupakan budaya aslinya. Secara tidak langsung
pendidikan berbasis budaya lokal akan mempengaruhi pola pikir dan membentuk
manusia seutuhnya.
Praktik di lapangan, bahwa kurikulum pendidikan mencerminkan
sentralisasi. Sentralisasi kurikulum pendidikan merupakan cerminan akan
kurangnya penghayatan pentingnya landasan antropologi dalam pendidikan secara
mendalam, khususnya kurikulum ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Disatu pihak,
setralisasi kurikulum akan memudahkan pembakuan proses belajar, namun tanpa
memperhatikan latar belakang budaya daerah, keluaran pendidikan tersebut tidak
akan terserap kembali ke dalam masyarakat. Adanya kebijakan dan upaya
pengembangan kurikulum sekolah merupakan salah satu perwujudan akan pentingnya
tinjauan latar sosial antropologi dalam pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun akan membahas secara lengkap
tentang landasan antropologi dalam pendidikan di masa yang terdahulu sampai
saat ini. Tujuannya agar pendidikan di Indonesia tetap memahami keanekaragaman
budaya setempat dan tidak menghilangkan nilai luhur, norma, serta etika dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa metode, pendekatan dan tehnik yang digunakan
dalam antropologi ?
2. Apa yang menjadi kegunaan dan tujuan antropologi ?
3. Apa yang menjadi sasaran dalam ilmu antropologi ?
4. Bgaimana hubungan ilmu antropologi dengan ilmu
lainnya ?
5. Apa saja yang menjadi konsep dasar dalam
antropologi ?
6. Apa saja teori dalam antropologi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian antropologi !
2. Mengetahui bagimana metode, tehnik dan pendekatan
dalam ilmu antropologi !
3. Mengetahui tujuan dan kegunaan ilmu antropologi !
4. Mengetahui apa yang menjadi sasaran dalam ilmu
antropologi !
5. Mengetahui hubungan antropologi dengan ilmu lainnya
!
6. Mengetahui konsep-konsep dasar dalam ilmu
antropologi !
7. Mengetahui teori-tori dalam ilmu antropologi !
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan
kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu
hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani
άνθρωπος (baca: anthropos)
yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau
secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami
dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam
kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu,
antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta
sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal
kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan
antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku
sosial, bahasa, dan pandangan hidup (worldview).
Dengan orientasinya yang holistik,
antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu:
antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan linguistik.
Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam
kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode
penelitian yang berbeda.
Antropologi lahir atau berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya
etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal,
tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki
ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama.
B. Metode,
Teknik, Dan Pendekatan Antropologi
Metode penilitian antropologi yang dapat
digunakan, yaitu deskriptif, komparatif, studi kasus, etnografis, dan survey.
Metode komparatif antropologi adalah metode penelitian yang mencabut
unsur-unsur kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dan dibandingkan
dengan sebanyak mungkin unsur-unsur dan aspek suatu kebudayaan. Penelitian
komparatif jenis kedua (proses perubahan kebudayaan), pada dasarnya terbagi
atas dua bagian, yakni metode komparatif diakronikndan sinkronik. Pengertian
metode komparatif diakronik di lapangan terjadi apabila seorang peneliti mengumpulkan
data etnografi dalam suatu komunitas pada saat tertentu, lalu di ulang beberapa
tahun kemudian pada komunitas yang sama. Sedangkan metode komparatif
singkronik, apabila seorang peneliti mengumpulkan data etnografi dalam dua
komunitas dengan latar belakang kebudayaan etnik yang sama, tetapi komunitas
yang satu keadaannya relatif terisolasi dan tertutup, sedangkan komunitas
lainnya keadaannya lebih terbuka atau orbiditas.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam
antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif (positivistic) dan kualitatif
(naturalistic). Menurut Kapplan dan Manners dalam antropologi pun dikenal
pendekatan relativistik dan komparatif. Pendekatan relativistik memandang bahwa
setiap kebudayaan merupakan konfigurasi unik yang memiliki cita rasa khas,
gaya, serta kemampuan tersendiri. Sedangkan kaum komparativis berpendapat bahwa
suatu institusi, proses, kompleks, atau ihwal suatu hal, haruslah terlebih
dahulu dicopot dari matriks budaya yang lebih besar dengan cara tertentu
sehingga dapat dibandingkan dengan institusi, proses, kompleks, atau ihwa-ihwal
dalam konteks sosiokultural lain. Adapun
C. Tujuan
Dan Kegunaan Antropologi
Sebagai ilmu tentang umat manusia, antropologi
melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi
yang bermakna tentang manusia dan perilakunya. Kedua bidang besar dari
antropologi adalah antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik memusatkan
perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis yang tekanannya pada upaya
melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis
dalam spesies manusia. Sedangkan antropologi budaya berusaha mempelajari
manusia berdasarkan kebudayaannya. Dimana kebudayaan dapat merupakan
peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah,
antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan
bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang
didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di
semua masyarakat.
Selain itu, antropologi bermaksud mempelajari umat
manusia secara objektif, paling tidak mendekati objektif dan sistematis.
Seorang ahli antropologis dituntut harus mampu menggunakan metode-metode yang
mungkin juga digunakan oleh para ilmuwan lain dengan mengembangkan hipotesis
atau penjelasan yang dianggap benar, menggunakan data lain untuk mengujinya,
dan akhirnya menemukan suatu teori, yaitu suatu sistem hipotesis yang telah
teruji. Sedangkan data yang digunakan ahli antropologi dapat berupa data dari
studi masyarakat atau studi komparatif di antara sejumlah besar masyarakat.
D. Sasaran
Antropologi
Adapun sasaran (objek) dari antropologi seperti
yang telah diuraikan diatas baik secara etimologi maupun terminology,
antropologi berusaha mengkaji manusia di dalam masyarakat, kebudayaan serta
perilakunya.
E. Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain
Antropologi dengan ilmu-ilmu
bagiannya mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu sosial yang
lain. Hubungan ini pada umumnya bersifat timbal-balik. Antropologi memerlukan
bantuan ilmu-ilmu itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu social yang lain juga
memerlukan antropologi dalam memecahkan masalah yang dikajinya.
1. Hubungan antropologi dengan
sosiologi
Sepintas antropologi dan
sosiologi mempunyai banyak persamaan, missalnya saja tentang obyek kajiannya
yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia, bedanya sudut pandang yang
digunakan. Antropologi lebih ke pendekatan asal-usul manusia dan kebudayaan
yang dihasilkan, sedangkan sosiologi lebih mengarah ke hubungan antar manusia
dan proses-proses yang timbul dari hubungan tersebut. Karena banyak
kesamaan dari kedua ilmu tersebut, maka tidak jarang apabila para sosiolog
banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan-pendekatan antropologi dalam
penelitian yang mereka lakukan. Setelah memasuki abad ke-20 pemikiran para
antropolog semakin berkembang, obyek kajian mereka juga semakin luas sehingga
tidak jarang kajian bidang ilmu sosiologi juga menjadi kajian dalam
antropologi. Misalnya saja kajian tentang dampak-dampak dari globalisasi dalam
masyarakat.
2.
Hubungan antropologi dengan psikologi
Pada hakikatnya psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses-proses
mentalnya. Dapat dikatakan bahwa psikologi lebih menekankan apad pendekatan
internal, yaitu dari daam diri seseorang, sedangkan antropologi lebih
menekankan pada aspek eskternalnya, yiatu lingkungan. Kedua unsure ini saling
terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk sebuah kebudayaan. Untuk
memahami pola-pola kebudayaan dalam masyarakat, seorang antropolog harus
memperhatikan interaksi yang terjadi antara kedua unsure tersebut. Sedangkan
seorang psikolog juga harus memperhatikan unsure eksternal yang membentuk sifat
seseorangAN.
3.
Hubungan antropologi dengan sejarah
Terkadang latar belakang
suatu peristiwa sejarah sulit diketahui hanya dari fakta-fakta yang ada di
lapangan. Kosep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang terjadi saat peristiwa
sejarah berlangsung, yang dikaji melalui pendekatan antropologi akan memberi
pengertian banyak bagi seorang sejarahwan untuk mengetahui latar belakang
peristiwa tersebut. Selain itu banyak peristiwa sejarah yang dapat dipecahkan
melalui pendekatan antropologi. Misalnya saja dalam mengkaji sistem kepercayaan,
Folklore dan sejarah local dalam suatu masyarakat.
Antropolog juga sangat
memerlukan sejarah, terutama untuk menganalisa tentang kebudayaan suatu suku
bangsa. Seorang antropolog terkadang menggunakan metode-metode sejarah untuk
merekontruksi sejarah dari rangkaian permasalahan yang timbul dalam kebudayaan.
Misalnya saja untuk menganalisa sebuah masyarakat yang mengalami pengaruh dari
kebudayaan luar. Seorang antropolog harus mengetahui asal dari pengaruh
tersebut dan bagaiaman proses masuknya kebudayaan asing tersebut.
4.
Hubungan antropologi dengan geografi
Geografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bumi beserta isinya. Isi dari bumi itu sendiri adalah
flora, fauna, manusia dan bentang alam yang ada dipermukaan bumi. Melihat obyek
kajian dari geografi yang juga menyebut manusia, maka tidak bisa dipungkiri
lagi kalau geografi memerlukan antropologi dalam kajiannya. Penyebabnya karena
antropologi mempelajari tentang berbagai warna manusia, baik dari segi suku
bangsa, etnis, maupun ras. Sebaliknya, antropologi juga memerlukan geografi
untuk memepelajari tentang bentang alam. Karena salah satu yang mempengaruhi
kebudayaan manusia adalah keadaan lingkungan fisik tempat mereka hidup.
5.
Hubungan antropologi dengan ekonomi
Kekuatan, proses dan
hokum-hukum ekonomi yang beralku dalam aktivitas ekonomi masyarakat sangat
dipengaruhi oleh keadaan masyarakatnya. Seorang ahli ekonomi yang akan
membangun perekonomian di suatu Negara tentu memerlukan bahan komparatif
mengenai berbagai unsure kemasyarakatan dalam Negara tersebut. Untuk
mengumpulkan keterangan tersebut ilmu antropologi sangat dibutuhkan oleh
seorang ekonom. Perubahan dalam bidang ekonomi sendiri mempunyai andil yang
sangat besar dalam perubahan kebudayaan masyarakatnya. Semakin maju
perekonomian suatu masyarakat, maka kebudayaannya pun ikut berubah. Terkadang
untuk menganalisa perubahan kebudayaan dalam masyarakat, antropolog juga
memerlukan pendekatan ekonomi.
6.
Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik
Seorang politikus dalam
meneliti maupun menganalisa suatu sistem politik maupun kekuatan politik dari
suatu Negara tentusaja memperhatikan sistem pemerintahan, kekuatan-kekuatan
politik dan masalah latar belakang budaya dari kekuatan politik tersebut.
Adapun yang menyangkut latar belakang kekuatan politik yaitu prinsip ideology,
sistem norma, adat istiadat dan tradisi dari semua kalangan yang menyusun
kekuatan politik tersebut. Agar dapet memahami latar belakang penyusun kekuatan
politik tersebut, diperlukan metode analisa antropologi. Seorang
antropolog dalam mempelajari suatu masyarakat atau suatu suku pati juga akan
menghadapi tentang konsep kekuasaan yang terdapat dalam suku tersebut. Dalam
menganalisa fenomena tersebut sudah tentu mereka memerlukan bantuan dari ilmu
politik.
7.
Hubungan antropologi dengan ilmu hukum adat
Antropologi digunakan oleh
banyak ahli hokum, terutama hokum adat untuk melakukan penelitian tentang hokum
adat yang berlaku di beberapa tempat. Anttropologi penting digunakan karena
hokum adat bukan merupakan hokum yang tertulis seperti KUHP atau Undang-Undang,
melainkan hokum yang timbul dan hidup langsung dalam masyarakat. Antropologi
juga memerlukan bantuan dari ilmu hokum karrena setiap masyarakt pasti
mempunyai hokum yang digunakan dalam pengendalian social. Hokum yang berlaku
dalam masyarakat banyak sedikit turut mempengaruhi kebudayaan yang terjadi
dalam masyarakat tersebut. Untuk itu seorang antropolog harus mempunyai
pengetahuan umum tentang konsep-konsep hokum pada umumnya.
8.
Hubungan antara ilmu administrasi dengan antropologi
Ilmu admisnistrasi pada
umumnya akan mempelajari hal-hal yang hampir sama dengan masalah-masalah yang
dikaji dalam ilmu ekonomi. Misalnya saja tentang agraria yang dibahas dalam
administrasi, masalah ini dapat dikaji dengan penelitian berdasarkan
metode-metode antropologi
9.
Hubungan antara linguistic dengan antropologi
Linguistic merupakan ilmu
yang mempelajari tentang bahasa. Antropologi dari fase awalnya adalah
mengumpulkan berbagai kebudayaan dari muka bumi, termasuk bahasa yang beragam
yang digunakan oleh masyarakat yang ada di bumi. Linguistic merupakan kajian
dalam antropologi selain etnografi. Untuk bisa meneliti suatu masyarakat
terlebih dahulu kita harus memahami bahsa yang berlaku dan mereka gunakan
sehari-hari
Selain dengan ilmu social
antropologi juga berhubungan dengan ilmu-ilmu lain. Mengingat kajian dari ilmu
antropologi bukan hanya antropologi sosial tetapi juga antropologi fisik dan
antropologi budaya.
F. Konsep-Konsep Dasar Antropologi
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya , penggunaan
konsep dalam antropologi adalah penting karena pengembangan konsep yang
terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu.
Benar menurut Keesing yang
mengemukakan tidak ada dua ahli antropolgi yang mempuyai pendapat sama
persis atau menggunakan simbol-simbol atau konsep-konsep yang sama.
Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan
yaitu:
1. Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan
kompleks kehidupan manusia
2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau
tradisi
3. Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan
termasuk cita-cita , nilai-nilai dan kelakuan
4. Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam
proses-proses psikologis
5. Kelompok kebudayaan sebagai struktur atau
pola-pola organisasi kebudayaan
6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan
manusia
7. Kelompok kebudayaan sebagai sistem simbol
Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep
antropologi , diantaranya:
a. Kebudayaan
Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa
latin , yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh.
Namun, secara umum pengertian kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan
yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna
itu kontras dengan pengertian kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk
kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial , yakni tradisi sopan santun dan
kesenian.
b. Evolusi
Secara sederhana konsep evolusi mengacu ada
sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap . walaupun istilah
tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi.
Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang
dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang
tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir mereka
.
c. Daerah budaya (culture area)
Suatu daerah budaya (culture area) adalah suatu
daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas
lain yang dmilikinya. Menurut definisi di atas, suatu daerah kebudayaan pada mulanya berkaitan dengan
pertumbuhan kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang
mendesak unsur-unsur lama kearah pinggir , sekeliling daerah pusat
pertumbuhan tersebut .
d. Enkulturasi
Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses
pembelajaran kebudayaan . dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak
kecil sampai tua , melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai
makhluk yang dianugerahi kemampuan uuntuk berfikir dan bernalar
sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotornya.
e. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini
timbul . dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan).
Menurut
Everett M.Rogers proses difusi sangat erat hubungannya dengan empat
elemen
yaitu
1. Sifat inovasi
2. Komunikasi dengan saluran tertentu
3. Tentang waktu
4. Tentang sistem sosial warga masyarakat
f. Akulturasi
Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun
saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan
diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya
sendiri.
g. Etnosentrisme
Tiap-yiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa
kebudayaan dirinya itu adalah superior(lebih baik dan lebih segalanya) daripada
semua budaya yang lain , inilah yang disebut dengan etnosentrisme.
h. Tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan
yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal
sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun.
i.
Ras dan etnik
Suatu ras adalah sekelompok orang yang memiliki
sejumlah ciri biologi(fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu
kesamaan dalam sejumlah unsur biologis atau fisik khs yang disebabkan
oleh faktor hereditsatau keturunan. sosial bagian dari ras yang memiliki
ciri-ciri budaya yang sifatnya unik.
j.
Stereotip
Stereotip adalah istilah yang berasal dari bahasa
yunani yaitu stereos yang berarti solid dan tupos yang berarti citra atau kesan
. suatu stereotip mulanya adalah suatu rencana cetakan yang begitu terbentuk
sulit diubah.lippman mengemukakan bahwa
stereotip merupakan fungsi penting dari penyederhanaan kognitif yang berguna
untuk mengelola realitas ekonomi, di mana tanpa penyederhanaan maka realitas
tersebut menjadi sangat kompleks.
k. Kekerabatan (kinship)
Istilah kekerabatan atau kinship menurut antropolog
Robin Fox dalam karyanya kinship and marriage merupakan
konsep inti antropologi . konsep kekerabatan tersebut merujuk kepada tipologi
klasifikasi karabat(kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan
keturunan(descent) dan aturan-aturan perkawinan
l.
Magis
Konsep magis menurut seorang pendiri antropologi di
Inggris E.B.Tylor dalam primitif culture merupakan salah satu khayalan paling
merusak yang pernah menggerogoti umat manusia . kemudian dari antropolog
J.G.Frazer , mengemukakan bahwa magis merupakan penerapam yang salah pada dunia
materiil dari hukum pikiran dengan maksud untuk mendukung sistem palsu dari
hukum alam.
m. Tabu
Istilah tabu berasal dari bahasa polinesia yang
berarti terlarang. Secar spesifik apa yang dikatakan terlarang adalah
persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yanng keramat , termasuk yang suci
(msanya persentuhan dengan ketua suku) dan yang cemar(mayat).
n. Perkawinan
Secara umum konsep peerkawinan tersebut mengacu
kepada proses formal pemaduan hubungan dua individu yang berbeda jenis yang
dilakukan secara serimonial-simbolis dan makin dikarakterisasi oleh adanya
kesederajatan , kerukunan, dan kebersamaan dalam memulai hidup baru dalam
hidup berpasangan.
G.
Teori-Teori
1. Teori orientasi nilai budaya dari kluckhohn
Teori ini dirintis oleh
sepasang suami istri antropolog clyde kluckhohn dan florence kluckhohn
yang diuraikan dalam serangkaian karangannya . menurut teori di atas hal-hal
yang paling tinggi nilainya dalam tiap kebudayaan hidup manusia minimal ada
lima hal , yaitu (a) human nature atau makna hidup manusia; (b) man nature
atau makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya; (c) time yaitu
persepsi manusia mengenai waktu; (d) activity masalah makna dari
pekerjaan . karya dan amal dari perbuatan manusia; (e) relational hubungan
manusia dengan sesama manusia. Lima masalah inilah yang disebut value
orientations atau orientasi nilai budaya.
2. Teeori evolusi sosiokultural parallel konvergen dan
divergen sahlins dan harris
Istilah evolusi gagasan bahwa
bentuk-bentuk kehidupan yang berkembang dari satu bentuk ke bentuk lain
melalui maa rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus
diperkenalkan oleh charles darwin , walaupun sebenarnya kata-kata itu sudah
dikenal sejak zaman yunani kuno dan sejumlah pemikir sejak masa itu telah
membuat postulat yang kebudayaan secara univesal bersifat evolusioner .
istilah evolusi tersebut berasal dari bahasa latin evolutis yang berarti
pembukaa gulungan . ini jelas bahwa evolusi menyangkut pembentangan atau
perkembangan.
3. Teori evolusi kebudayaan Lewis H. Morgan Lewis H.Morgan
Adalah seoang perintis
antropolog dari amerika . karya terpentingnya berjudul ancient society yang
memuat delapan tahapan tentang evolusi kebudayaan secara univesal. Adapun dari
delapan tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
4. Teori evolusi animisme dan magic dari tayor dan
frazer
Animisme adalah suatu
kepercayaan pada kekuatan pribadi yang hidup dibalik semua benda . Asal mula
religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa. Manusia memecahkan neneraa
persoalan hidupnya selalu dengan akal dan sistem pengetahuan. Antara
agama magic itu berbeda. Magic memiliki dua prinsip utama,
5. Teori evolusi keluarga J.J Bachoven
Inti teori evolusi keluarga
Bachoven tersebut bahwa seluruh keluarga di seluruh dunia mengalami
perkembangan melalui empat tahap yaitu
o
Tahap promiskuitas
, manusia hisup serupa binatang berkelompok
o
Lambat laun
manusia sadar akan hubungan dengan antara anak dengan ibu sebagai suatu
kelompok keluarga dalam masyarakat.
o
Sistem
patriarchate, dimana ayah sebagai kepala keluarga.
o
Pada tingkat yang
terakhir , perkawinan tidak selalu dari luar kelompok (exogami), tetapi dapat
juga dari kelompok yang sama.
6. Teori upacara sesaji smith
W. Robertson Smith adalah
penulis buku yang berjudul Lectures on Religion of the Semites yang isi pokok
buku itu erat kaitannya dengan teori sesaji. Menurut Koentjaraningrat
dikemukakan bahwa pada umumnya terdapat tiga gagasan penting mengenai asas-asas
religi dan agama, yaitu sebagai berikut:
o
Gagasan pertama,
di samping sistem kenyakinan dan doktrin,sistem upacara pun merupakan suatu
perwujudan dari religi atau agama yang memerlukan studi anailisis khusus.
o
Gagasan kedua,
upacara religi atau agama tersebut biasanya dilaksanakan oleh banyak warga
masyarakat (pemeluk religi atau agama) dan memiliki fungsi sosial untuk mengintensifkan
solidaritas masyarakat.
Pada
prinsipnya upacara sesaji, dimana manusia menyajikan sebagian dari seekor
binatang, terutama darahnya kepada dewa, kemudian memakan sendiri sisa
daging dan darahnya. Oleh karena itu dalam upacara sesaji bukan hanya kehikmatan
yang dicari, melainkan juga kemeriahan dan kekeramatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Antropologi
adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia secara lebih
banyak. Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman suku
bangsa dan budaya yang mempunyai keunikannya masing-masing. Pendidikan dapat
merubah kebudayaan yang buruk dan mempertahankan kebudayaan yang baik pada
peserta didik. Oleh karena itu untuk memahami dan menghargai siswa dengan
keanekaragaman yang dimilikinya diperlukan landasan antropologi dalam
pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia.
B. Saran
Dengan
keragaman budaya bisa melaksanakan pendidikan dengan optimal dan tidak
memandang perbedaan sebagai faktor pendidikan wajar 9 tahun, tidak tercapai.
Sebagai ahli pendidikan sebaiknya memberikan kesempatan kepada lembaga untuk
tetap melestarikan budaya setempat melalui pendidikan di sekolah maupun
perguruan tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar