MAKALAH
SISTEM EKONOMI INDONESIA
PEMBAHASAN
A.
KONSEP SISTEM EKONOMI
a.
Pengertian Sistem dan Sistem
Ekonomi
-
Istilah “sistem” berasal dari
perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai : keseluruhan
yang terdiri dari macam-macam bagian.
-
Beberapa definisi tentang
sistem antara lain :
(1)
Suatu sistem adalah seperangkat
komponen, yang saling berhubungan satu samalain, yang memiliki batas yang
menseleksi baik macamnya maupun banyaknya input yang masuk dan output yang
keluar dari sistem tersebut.
(2)
Sistem tersusun dari
seperangkat komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai semua
tujuan dari keseluruhan sistem tersebut.
(3)
Sebuah sistem dapat digambarkan
sebagai sebuah kumulan dari elemen-elemenn atau komponen-komonen dimana
beberapa dari komponen tersebut saling berhubungan secara tetap dalam jangka
waktu tertentu.
(Dikutip dari beberapa sumber dalam Winardi, SE.Dr., 1986).
-
Beberapa ciri dari sebuah
sistem dirumuskan antara lain sebagai berikut :
(1)
Walaupun sistem itu mempunyai
batas, akan tetapi sistem itu bersifat terbuka, dalam arti bertinteraksi juga
dengan lingkungannya.
(2)
Setiap sistem tidak hanya
sekedar kumpulan berbagai bagian, unsur atau komponen, melainkan merupakan satu
kebulatan yang utuh dan padu, bersifat “wholism”.
(3)
Setiap sistem melakukan
kegiatan atau proses mengubah masukan menjadi keluaran.
(dikutip dai Amirin dalam Ssuroso, 1994).
-
Dari beberapa definisi dan
ciri-ciri sebuah sistem dapat disimpulkan, bahwa setiap sistem
sekurang-kurangnya terdiri dari lima unsur: elemen sistem, fungsi elemen,
hubungan antar elemen, pranata (institusi) ekonomi, tujuan sistem ekonomi.
-
Secara singkat dan umum dapat
dikatakan bahwa sistem ekonomi mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat
dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran.
b.
Unsur-unsur Sistem Ekonomi
(1)
Elemen-elemen Sistem Ekonomi
a)
Unit-unit ekonomi seperti rumah
tangga, perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lain
yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
b)
Pelaku-pelaku ekonomi seperti
konsumen, produsen, buruh, invstor dan pejabat-pejabat yang terkait.
c)
Lingkungan Sumber Daya Alam
(SDA) Dan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Kapital (SDK), Sumber Daya
Teknologi (SDT).
(2)
Fungsi Elemen Sistem Ekonomi
a)
Masing-masing elemen (unit-unit
ekonomi, pelaku-pelaku ekonmi) mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang harus
dijalankan selama berlangsungnya proses kegiatan ekonomi, seperti fungsi-fungsi
produksi, konsumsi, distribusi, injvestasi, regulasi.
b)
Bagaimana hasil dari kegiatan
ekonoim sanat tergantung bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi tersebut
menjalankann fungsinya. Dalam perjalanan fungsinya, setiap elemen bisa
fungsional, bisa non fungsional atau disfungsional.
(3)
Hubungan antar Elemen Sistem
Ekonomi
a)
Unit-unit ekonomi,
pelaku-pekaku ekonomi, SDA dan SDM saling berhubungan satu sama lain dalam
suatu pola hubungan tertentu, sehingga menimbulkan proses kegiatan ekonomi.
b)
Pola-pola hubungan tergantung
dari sifat hubungan antar elemen, sebab hubungan-hubungan itu ada yang bersifat
interelasi, interaksi dan interdependensi serta
hubungan fungsional, kausal.
c)
Dengan demikian proses kegiatan
ekonomi bisa berlangsung secara efisien, tidak efisien atau produktif, kurang
produktif, karena perbedaan dalam menjalankan fungsi elemen dan pola hubungan
elemen.
(4)
Pranata (Institusi) Ekonomi
a)
Karena adanya hubungan antar
elemen maka timbul produk kegiatan ekonomi, yang berlangsung secara
berulang-ulang dan teratur menurut pola tertentu, sebab ada mekanisme
(prosedur) yang mengaturnya.
b)
Mekanisme atau prosedur (aturan
main) yang mengendalikan proses kegiatan ekonomi itu disebut institusi ekonomi
yang terdiri dari :
1)
Norma hidup, seperti norma
agama, adat-istiadat, tradisi, etika profesi.
2)
Peraturan hidup, seperti
konstitusi (UUD), undang-undang, peraturan pemerintah (PP), Peraturan Darah
(Perda), Keputusan Presiden (Keppres), Surat Keputusan/ Surat Edaran Pejabat
Resmi, Perjanjian-perjanjian Bilateral/ Internasional.
3)
Paham Hidup, seperti pandangan
hidup, cra hidup, ideologi. (Grossman, Gregoary, 1967).
(5)
Tujuan Sistem Ekonomi
Tujuan sistem ekonomi suatu bangsa atau suatu negara pada umumnya
meliputi empat tugas pokok:
a)
Menentukan apa, berapa banyak
dan bagaimana produk-produk dan jasa-jasa yang dibutuhkan akan dihasilkan.
b)
Mengalokasikan produk nasional
bruto (PNB) untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat, penggantian stok
modal, investasi.
c)
Mendistribusikan pendapatan
nasional (PN), diantara anggota masyarakat : sebagai upah/ gaji, keuntungan
perusahaan, bunga dan sewa.
d)
Memelihara dan meningkatkann
hubungan ekonomi dengan luar negeri. (Grossman, Gregoary, 1967).
B.
PENDEKATAN MELALLUI SISTEM
EKONOMI
a.
Beberapa Pendekatann dalam Ilmu
Ekonomi
-
Istilah “sistem” dapat
dipergunakan dalam pengertian bermacam-macam sesuai dengann lingkup persoalan
yang dihadapi, diantaranya adalah :
(1)
Istilah “sistem” yang
dipergunakan dalam arti metode atau tata cara untuk memahami sesuatu persoalan
atau sesuatu pekerjaan. Contohnya sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul
dalam pengajaran.
(2)
Istilah “sistem” yang
menunjukkan adanya sekumpulan (himpunan) gagasan-gagasan (ide); yang mengandung
prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, hukum-hukum, yang tersusun terorganisasikan
dalam satu kesatuan yang logik. Contohnya seperti sistemm demokrasi liberal,
sistem ekonomi kapitalis.
Istilah sistem (sistem ekonomi) di sini dipergunakan dalam
pengertian yang pertama. Istilah sistem ekonomi yang tersusun dari lima unsur
sebagaimana diuraikan di atas digunakan sebagai konsep pendekatan, sebagai
salah satuu alat analisis dalam memahami persoalan ekonomi, khususnya memahami
persoalan ekonomi Indonesia.
-
Selama ini kita telah terbiasa
memahami persoalan-persoalan ekonomi dengan pendekatan Teori Ekonomi Mikro,
Teori Ekonomi Makro, Teori Keuangan dan lain-lain. Umumnya kita belum biasa
menggunakan pendekatan sistem (system approach) untuk memahami dan memecahkan
persoalan-persoalan ekonomi.
-
Tujuan dari pengajaran teori
pada umumnya dan teori ekonomi mikro, teori ekonomi makro pada khususnya, yaitu
inter alia, menunjukkan cara-cara untukmenangkap dan menyederhanakan serta
memecahkan permasalahan yang dihadapi secara sistematis. Untuk maksud ini
disamping perlu uraian tentang konsep-konsep guna mencari hubungan sebab-akibat
(causal) atau interdependensi antara semua unsur-unsur yang terkandung dalam
konsep itu secara verbal, dipergunakan pula alat-alat analisa grafis dan
matematis (Sudarsono, 1983).
b.
Kelebihan Pendekatan Sistem
Ekonomi
-
Beberapa dengan pendekatan
teori ekonomi yang melihat persoalan-persoalan ekonomisecara “terkotak-kotak”
maka pendekatan sistem ekonomi melihat persoalan ekonomi secara utuh, sistem
ekonomi dipandang sebagai suatu totalitas. Dengan demikian setiap persoalan
ekonomi yang kita hadapi, kita lihat secara menyeluruh – dilihat dari kelima
unsur sistem ekonomi – sehingga seluruh fakta yang berkaitan dengan persoalan
tersebut bisa terungkap secara lengkap.
-
Salah satu konsep pokok dalam
teori sistem adalah :
“Keseluruhan bukan hanya jumlah dari pada bagian-bagian”, (jadi
keseluruhan bisa melebihi jumlah dari bagian-bagian). Karena itu penerapan cara
pendekatan sistem bisa membantu kita mencapai suatu efek sinergistik
(synergistic effect), dimana tindakan-tindakannnnn berbagai bagian yang berbeda
dalam sistem itu yang dipersatukan,
menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari pada
bagian-bagian yang beraneka ragam itu.
B.
PERBANDINGAN SISTEM-SISTEM
EKONOMI
-
Ada dua cara penggolongan
penggolongan sistem ekonomi. Pertama berdasarkan
yang mengatur mekanisme : a) Sistem
ekonomi tradisional, b) sistem ekonomi pasar, c) sistem ekonomi komando/
terpimpin. Kedua bedasarkan yang
mengatur kepemilikan aset: a) sistem ekonomi kapitalis, b) sistem ekonomi
sosialis, c) sistem ekonomi campuran, (Grossman, Gregory, 1967).
a.
Sistem Ekonomi Kapitalis (Kapitalisme)
(1)
Ciri-ciri Kapitalisme
a)
Pengakuan yang luas atas
hak-hak pribadi
·
Pemilikan alat-alat produksi di
tangan individu
·
Inidividu bebas memilih
pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
b)
Perekonomian diatur oleh
mekanisme pasar
·
Pasar berfungsi memberikan
“signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
·
Campur tangan pemerintah
diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
c)
Motif yang menggerakkan
perekonomian mencari laba
·
Manusia dipandang sebagai
mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri.
·
Paham individualisme didasarkan
materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
(Deliarnov,
1995)
(2)
Kebaikan-kebaikan Kapitalisme
a)
Lebih efisien dalam
memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
b)
Kreativitas masyarakat menjadi
tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
c)
Pengawasan politik dan sosial
minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
(Deliarnov,
12995).
(3)
Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
a)
Tidak ada persaingan sempurna.
Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
b)
Sistsem harga gagal
mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor
eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
(Deliarnov,
1995)
(4)
Kecenderungan Bisnis dalam
Kapitalisme
Perkembangan
bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan
bisnis dalam kapitalisme dewasa ini: a) adanya spesialisasi, b) adanya produksi
massa, c) adanya perusahaan berskala besar, d) adanya perkembangan penelitian.
b.
Sistem Ekonomi Sosialis
(Sosialisme)
(1)
Ciri-ciri Sosialisme
a)
Lebih mengutamakan kebersamaan
(kolektivisme)
-
Masyarakat dianggap sebagai
satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
-
Tidak ada pengakuan atas
hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
b)
Peran pemerintah sangat kuat
-
Pemerintah bertindak aktif
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
-
Alat-alat produksi dan
kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
c)
Sifat manusia ditentukan oleh
pola produksi
-
Pola produksi (aset dikuasai
masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
-
Pola produksi (aset dikuasai
individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).
(2)
Kelemahan-kelemahan Sosialisme
a)
Teori pertentangan kelas tidak
berlaku umum
-
Tidak banyak kasus, hanya
terjadi pada saat revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi Bolsevik
tahun 1917).
-
Di India banyak kasta, tapi
tidak pernah terjadi revolusi sosial.
b)
Tidak ada kebebasan memilih
pekerjaan
-
Maka kreativitas masyarakat
tehambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg.
c)
Tidak ada insentive untuk kerja
keras
-
Maka tidak ada dorongan untuk
bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur.
d)
Tidak menjelaskan bagaimana
mekanisme ekonomi
-
Karl Marx hanya mengkritik
keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann mekanisme yang mengalokasikan
sumber daya di bawah sosialisme.
(Deliarnov,
1995).
(3)
Sosialisme tidak sama dengan
komunisme
-
Sosialisme merupakan tahap
persiapan ke komunisme.
-
Komunisme merupakan tahap akhir
perkembangan masyarakat (The Six Major Historical Stages): primitive communism
slaery feudalism, capitalism, sosialism dan full communism (Grossman, Gregoary,
1967).
c.
Sistem Ekonomi Campuran (Mixed
Economy)
(1)
Ciri-ciri Ekonomi Campuran
a)
Kedua sektor ekonomi hidup
berdampingan
-
Ada kegiatan ekonomi yang
dilakukan pribadi (swasta) dan sebagian lagi (yang menyangkut hidup orang
banyak) dikelola oleh negara/ pemerintah.
b)
Interaksi ekonomi terjadi di
pasar
-
Tapi di sana sini ada campur
tangan pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
c)
Persaingan dalam sistem
campuran diperbolehkan
-
Tetapi gerak-geriknya diawasi
oleh pemerintah agar tidak mengarah saling merugikan (mencegah konsentrasi
ekonomi/ monopoli).
(2)
Campur Tangan Pemerintah
a)
Ada yang sifatnya keras, ada
yang lunak
-
Keras : sifat menyeluruh,
merencanakan, melaksanakan, mengawasi
-
Lunak : melakukan perencanaan
melalui mekanisme pasar untuk menjamin pemerataan dan keadilan.
b)
Alasan perlunya campur tangann
pemerintah
-
Mencegah perusahaan-perusahaan
besar turut mempengaruhi kbijaksanaan politik dan ekonomi
-
Mencegah organisasi buruh
(gabungan) menekan pengusaha dalam menentukan harga barang
(Deliarnov,
2995).
(3)
Peran dan Campur Tangan
Pemerintah Indonesia
a)
Amanat Konstitusi (pembukaan
UUD 1945) : memajukan kesejahteraan umum, memajukan kecerdasan kehidupan bangsa
dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
b)
Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2,
menyelenggarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat memalui antara lain:
-
Penguasaan cabang-cabang
produksi yang penting
-
Memelihara fakir miskin dan
anak-anak terlantar
-
Penyediaan lapangan kerja.
(Undang-Undang
Dasar 1945).
c)
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP)
1)
Rumusan Mubyarto (mengacu pada
GBHN)
a)
Perekonomian digerakkan oleh
rangsangan ekonomi, sosial dan moral
b)
Ada kehendak masyarkaat untuk
mewujudkan pemerataan sosial ekonomi
c)
Nasionalisme selalu menjiawi
kebijaksanaan ekonomi
d)
Koperasi merupakan sokoguru
perekonomian nasional
e)
Ada keseimbangan antara
sentralisme dan desentralisme dalam kebijaksanaan ekonomi.
SEP
tidak liberal-kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik. Meskipun
demikian sistem pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian (Mubyarto, 1988).
2)
Rumusan Emil Salim (mengacu
pada Pancasila dan UUD 1945)
a)
Sistem Ekonomi yang khas
Indonesia sebaiknya berpegang pada pokok-pokok pikiran yang tercantum dalam Pancasila
b)
Dari Pancasila, sila keadilan
sosial yang paling relevan untuk ekonomii.
c)
Sila keadilan sosial mengandung
dua makna :
-
Prinsip pembagiann pendapatan
yang adil
-
Prinsip demokrasi ekonomi
d)
Pembagian pendapatann masa
penjajahan tidak adil, karena ekonomi berlangsung berdasarkan free fight liberalisme
e)
Prinsip demokrasi ekonomi
ditegaskan (diatur) dalam UUD 1945 pada pasal-pasal 23, 27, 33, 34.
2)
Landasan Filosofis : PANCASILA
a)
Ketuhanan Yang Maha Esa :
landasan moral dan etik spiritual untuk pembangunan
b)
Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab: pedoman agar dalam pembangunan semakin meningkatkan martabat manusia
yang utuh.
c)
Persatuan Indonesia: pedoman
agar selalu meningkatkan rasa kesetiakawanan
d)
Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan : pedoman untuk
meningkatkann sistem dan semangat demokrasi dalam bidang politik maupun
ekonomi.
3)
Landasan Konstitusional : UUD –
1945
a)
Prinsip-prinsip Demokrasi
Ekonomi
1)
Pasal 23 : menegaskan
hak-hak DPR untuk :
-
Menyetujui/ menoloak RAPBN dengan
UU
-
Menetapkan pajak dengan UU
-
Menetapkan macam dan nilai Mata
uang dengan UU
-
Memeriksa pertanggung jawaban
keuangan negara (laporan BPK) dengan UU.
2)
Pasal 27 : Menegaskan
bahwa tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3)
Pasal 34 : Faktir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara
4)
Pasal 33 : Antara lain menegaskan, bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan (Emil Salim, Kompas
30-6-1966)
b)
Azas Kekeluargaan dan
koperasi
-
Pasal 33 diilhami oleh
sila-sila dalam Pancasila :
(1)
Ketuhana yang maha esa
Bangsa
Indonesia selalu mendekatkan diri kepada Tuhannya. Sesuai perintah Tuhan,
kesejahteraan harus dibagi-bagikan sseara merata di antara wara negara secara
adil
(2)
Sila persatuan, kerakyatan dan
keadilan sosial
-
Koperasi sebagai sokoguru
ekonomi, karena berazaskan kekeluargaan
-
Koperasi adalah organisasi
ekonomi yang demokratis dan berwatak sosial (Soemitro Djojohadikusumo, 1985)
4)
Landasan Operasional : GBHN
a.
Demokrasi pancasila dan
demokrasi ekonomi
b.
Konsep “Tingal Landas” : dari
ajaran WW. Rostow (the Stages of Economic Growth) :
-
Tahap “traditional society”
(tradisonal statis
-
Tahap “precondition for
take-off” (Masa transisi)
-
Tahap “take-off” (lepas landas:
disyaratkan antara lain tingkat investasi lebih 10% PN)
-
Tahap “the drive to maturity”
(Economi sudah matang/ dewasa)
-
Tahap “The age of high mass
consumption” (konsumsi massa yang melimpah) (B.S. Muljana, 1983).
c.
Trilogi Pembangunan
-
Tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi
-
Pemerataan pembangunan dan
hasil pembangunan
-
Stabilitas nasional yang mantap
d.
Pembangunan Jangka pNajng dan
Pembangunan Lima Tahun
e.
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
-
Anggaran berimbang = defisit
anggaran ditutup dengan nilai lawan
-
Struktur APBN diformulasikan
(sektor domestic dan foreign)
G = R
G = Df
+ Dd
R = Rf
+ Rd
Gf
+ Gd = Rf + Rd
Gd
- Rd = Rf – Gf
Dimana
:
G = goernment expenditure
R = government revenue
Gf
= foreign government
expenditure
Gd
= domestic government
expenditure
Rf
= foreign government
revenue
Rd
= domestic government
revenue
Gd
– Rd = defisit
anggaran domestic, ditutup
Rf
– Gf = surplus anggaran foreign
(Anwar
Nasution, 1985)
REFERENSI
Suroso, P.C., Perekonomian Idnoensia, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1994.
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, PT. Raja Grafindo.
Mubyarto, Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, LP3E, Jakarta.
Salim, Emil, “Sistem Ekonomi Pancasila”, (Kompas, 30 Juni 1966).
Dalam redaksi Harian Kompas, Penyunting, Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia,
PT. Penerbit Gramedia, Jakarta, 1982.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar